Powered By Blogger

Sabtu, 01 Oktober 2011

Peta dan Pemetaan

Menentukan lokasi dengan metode arah dan arah = INTERSECTION
Oleh : Andi Hidayat
——
Informasi yang terdapat di dalam peta dapat bersifat statik maupun dinamik. Bersifat statik artinya informasi yang ada di alam peta tersebut tidak bisa atau sulit berubah misalnya peta jenis tanah, peta geologi. Sedangkan bersifat dinamik artinya informasinya bisa dan mudah berubah tanpa batasan waktu, misal peta cuaca, peta jumlah penduduk. Jika sedang ada di suatu tempat dan kita membawa peta wilayah tersebut kadang kita juga akan menemukan beberapa obyek informasi yang bersifat dinamis.
Karena perubahan data atau karena kurang akuratnya peta kadang kita akan menemukan ada obyek di muka bumi yang kita bisa kenali di lapangan tetapi tidak ada di peta. Bagaimana cara menemukan obyek yang ada di lapangan dengan menentukan posisinya di peta yang kita bawa? Caranya adalah dengan menggunakan metode Intersection.
Intersection adalah kegiatan menentukan lokasi suatu kenampakan yang tidak ada di peta, tetapi ada di lapangan dengan cara menggunakan 2 tempat yang dikenal, baik di peta maupun di lapangan.
Langkah-langkah intersection adalah sebagai berikut :
Langkah 1.
Langkah 2.
Langkah 3.
—-
—-
Dari gambaran nyata kurang lebih sebagai berikut :
Gambar 1.
Gambar 2.
Gambar 3.
Gambar 4.
Gambar 5. —–
—–






Penggunaan skala peta untuk menentukan jarak antar obyek.
Oleh : Andi Hidayat
Peta merupakan gambaran bumi atau sebagian permukaan bumi yang diperkecil dengan skala tertentu. Bumi yang sangat luas atau wilayah RT/RW di suatu desa bisa diperkecil wilayahnya dan dipindahkan dalam bidang datar seperti media kertas atau papan. Pemindahan ke dalam bidang datar ini menggunakan skala. Skala pada peta adalah perbandingan jarak antara di peta dengan dengan jarak sebenarnya di lapangan. Secara sederhana dari prinsip skala adalah dengan membandingkan 2 obyek yang sama baik pada peta maupun pada kondisi sebenarnya.
Jika sebuah peta memiliki skala 1 : 50.000 itu artinya setiap 1 cm di peta adalah 50.000 cm di lapangan, atau setiap 1 cm di peta sama dengan 0,5 km sebenarnya. Skala merupakan komponen peta yang wajib disertakan dalam setiap membuat peta karena dengan membaca skala pada peta maka pengguna dapat memperkirakan jarak antar wilayah. Seorang wisatawan dapat memperkirakan jarak antara obyek wisata satu ke obyek wisata yang lain. Begitu pula seorang pecinta alam yang sedang melakukan pendakian di gunung, dia bisa memperkirakan jarak antara satu pos ke pos peristirahatan berikutnya.
Dalam memperkirakan jarak sebenarnya antara 2 obyek pada peta, kita dapat menghitung 2 hal yaitu :
1. Jarak Lurus
Menghitung jarak lurus pada cukup dengan menggunakan penggaris dan hubungkan ke-2 obyek yang diinginkan. Hasilnya cukup kita kalikan dengan penyebut skala.
Misal pada gambar di atas kita akan menghitung jarak lurus kota Medan – Padangsidempuan. Jarak kedua kota tersebut di peta propinsi Sumatera Utara dengan skala 1 : 2.650.000 misalnya sebesar 11 cm. Dari data pengukuran di atas maka dapat kita hitung jarak antara kota Medan dengan Padangsidempuan adalah :
= 2.650.000 cm  X 11 cm
= 29.150.000 cm ======> kemudian kita ubah ke dalam ukuran km
= 2.915.ooo dm
= 291.500 m
= 29.150 dkm
= 2.915 hm
= 291,5 km
Jadi jarak sebenarnya antara kota Medan – Padangsidempuan pada pet tersebut adalah 291,5 km
2. Jarak tak beraturan
Pada kenyataannya jika kita akan berpindah dari satu tempat ke tempat lain tidak mengikuti jarak lurus tetapi akan mengikuti jarak yang tak beraturan. Dari Medan ke Padangsedempuan kita akan menggunakan jalan yang berarti itu merupakan jarak yang tidak beraturan. Ada banyak obyek permukaan bumi yang digambarkan dengan simbol garis tidak beraturan misalnya  jalan, sungai, dan batas. Untuk menghitung jarak tidak beraturan ini maka dapat kita gunakan benang yang lentur untuk mengikuti lekukan garisnya, dari hasilnya kemudian dapat kita ukur dengan penggaris dan kita hitung jaraknya.



Menggunakan selisih derajat garis  lintang dan bujur untuk menghitung jarak dan mencari skala peta.
Oleh : Andi Hidayat
——
Jarak lurus yang kita baca pada peta dapat kita amati secara langsung pada jarak antar 2 kota obyek, misalnya antara 2 kota. Selain itu kita menghitung jarak lurus pada peta dengan memanfaatkan garis lintang dan bujur. Selisihderajat dua garis lintang atau dua garis bujur dapat memberikan informasi jarak yang ingin kita ketahui.
Bumimemiliki diameter 12.756 km, dan keliling +- 40.000 km.  Lingkar bumi sebesar  3600 garis bujur berarti setiap 10 adalah +- 111 km. Artinya setiap 10 garis bujur/lintang pada peta mewakili jarak sebesar 111 km sebenarnya di permukaan bumi
Sebagian besar peta yang terdapat pada buku/atlas merupakan peta wilayah yang luas sehingga informasi koordinat lintang dan bujur cukup menggunakan satuan derajat. Permasalahannya adalah bagaimana menghitung jarak untuk peta wilayah-wilayah yang sempit seperti peta kecamatan, kabupaten yang menggunakan koordinat dengan satuan derajat (0) + menit (‘). Untuk peta yang memuat informasi garis lintang/bujur dalam derajat dan menit ada panduan sederhana sebagai berikut :
10 = 111 km
10 = 60 ‘ (menit)
1′ = (1/60) x 111 km = 1.85 km
Untuk mengukur jarak dengan menggunakan garis lintang dan bujur adalah :
=Selisih derajat X 111 km
Selain untuk mengetahui jarak, selisih derajat garis lintang/bujur ini dapat juga kita gunakan untuk menentukan skala peta tersebut, apalagi seandainya peta tersebut informasi skalanya tidak ada (misalnya : karena sobek), yaitu dengan menggunakan rumus :
= (Selisih derajat 2 garis lintang/bujur X 111 km)/Jarak antara 2 garis lintang/bujur di peta
Contoh perhitungan jarak dan skala peta menggunakan selisih garis lintang dan bujur adalah sebagai berikut :
Misal pada peta DKI Jakarta di atas, saya menandai 2 garis lintang di wilayah DKI bagian utara yaitu 60  10′ LS dan 60  15′ LS dengan jarak di peta 6 cm, maka untuk memperkirakan:
1. Jarak sebenarnya
= selisih derajat X 111 km
= (selisih 60  10′ LS dan 60  15′) X 111 km
= 5′  X  111 km   ===> 5′ adalah (5/60)0
= (5/60) X 111 km
= 555/60
= 9,25 km
Jadi jarak pada selisih lintang tersebut adalah 9.25 cm
2. Skala peta
= (selisih derajat X 111 km) / jarak di peta
= ((selisih 60  10′ LS dan 60  15′) X 111 km) / 6 cm
= 9,25 km / 6 cm
= 925000 cm / 6 cm
= 154.166,67 cm
= 154.167 cm
Jadi skala peta tersebut + – sebesar 1 : 154.167


Menentukan lokasi dengan menggunakan metode arah dan arah = RESECTION
Oleh : Andi Hidayat
Pada saat mendaki gunung kita akan melewati jalur-jalur dengan topografi yang bervariasi, kadang kita akan melewati lembah, cekungan, tepi jurang, igir-igir, puncak dan lain-lain. Setelah mencapai suatu tempat tertentu kadang kita bingung dengan posisi kita,  karena posisi kita berdiri di lapangan belum kita ketahui di peta topografi yang kita bawa. Lalu bagaimana cara kita mengetahui posisi kita di peta?
Ada cara untuk mengetahui posisi kita di peta dengan memperhatikan posisi kita di lapangan, yaitu Resection. Resection adalah menentukan kedudukan tempat kita berdiri di lapangan yang tidak di ketahui di peta , dengan pertolongan dua titik yang telah dikenali baik di peta maupun di lapangan. Langkah-langkah melakukan kegiatan Resection adalah sebagai berikut :
  • Persiapkan peta yang kita bawa, kompas, busur/protactor, pensil dan penggaris atau tali.
  • Beri tanda 2 titik yang akan kita jadikan panduan
  • Bidik azimuth titik 1 di lapangan (titik panduan lapangan) dengan kompas, tandai titik 1 pada peta (titik panduan peta)
  • Bidik azimuth titik 2 di lapangan (titik panduanlapangan) dengan kompas, tandai titik 2 pada peta (titik panduan peta)
  • Buat garis back azimuth (ke arah kita berdiri) pada peta pada 2 titik panduan di peta, perpotongan garis dari 2 titik tersebut menunjukkan posisi kita.
Dalam gambaran nyata kurang lebih sebagai berikut :
Gambar 1.
Gambar 2.
Gambar 3.
Gambar 4.
Gambar 5.
Gambar 6.
——

Peta dan Pemetaan

Menentukan lokasi dengan metode arah dan arah = INTERSECTION
Oleh : Andi Hidayat
——
Informasi yang terdapat di dalam peta dapat bersifat statik maupun dinamik. Bersifat statik artinya informasi yang ada di alam peta tersebut tidak bisa atau sulit berubah misalnya peta jenis tanah, peta geologi. Sedangkan bersifat dinamik artinya informasinya bisa dan mudah berubah tanpa batasan waktu, misal peta cuaca, peta jumlah penduduk. Jika sedang ada di suatu tempat dan kita membawa peta wilayah tersebut kadang kita juga akan menemukan beberapa obyek informasi yang bersifat dinamis.
Karena perubahan data atau karena kurang akuratnya peta kadang kita akan menemukan ada obyek di muka bumi yang kita bisa kenali di lapangan tetapi tidak ada di peta. Bagaimana cara menemukan obyek yang ada di lapangan dengan menentukan posisinya di peta yang kita bawa? Caranya adalah dengan menggunakan metode Intersection.
Intersection adalah kegiatan menentukan lokasi suatu kenampakan yang tidak ada di peta, tetapi ada di lapangan dengan cara menggunakan 2 tempat yang dikenal, baik di peta maupun di lapangan.
Langkah-langkah intersection adalah sebagai berikut :
Langkah 1.
Langkah 2.
Langkah 3.
—-
—-
Dari gambaran nyata kurang lebih sebagai berikut :
Gambar 1.
Gambar 2.
Gambar 3.
Gambar 4.
Gambar 5. —–
—–






Penggunaan skala peta untuk menentukan jarak antar obyek.
Oleh : Andi Hidayat
Peta merupakan gambaran bumi atau sebagian permukaan bumi yang diperkecil dengan skala tertentu. Bumi yang sangat luas atau wilayah RT/RW di suatu desa bisa diperkecil wilayahnya dan dipindahkan dalam bidang datar seperti media kertas atau papan. Pemindahan ke dalam bidang datar ini menggunakan skala. Skala pada peta adalah perbandingan jarak antara di peta dengan dengan jarak sebenarnya di lapangan. Secara sederhana dari prinsip skala adalah dengan membandingkan 2 obyek yang sama baik pada peta maupun pada kondisi sebenarnya.
Jika sebuah peta memiliki skala 1 : 50.000 itu artinya setiap 1 cm di peta adalah 50.000 cm di lapangan, atau setiap 1 cm di peta sama dengan 0,5 km sebenarnya. Skala merupakan komponen peta yang wajib disertakan dalam setiap membuat peta karena dengan membaca skala pada peta maka pengguna dapat memperkirakan jarak antar wilayah. Seorang wisatawan dapat memperkirakan jarak antara obyek wisata satu ke obyek wisata yang lain. Begitu pula seorang pecinta alam yang sedang melakukan pendakian di gunung, dia bisa memperkirakan jarak antara satu pos ke pos peristirahatan berikutnya.
Dalam memperkirakan jarak sebenarnya antara 2 obyek pada peta, kita dapat menghitung 2 hal yaitu :
1. Jarak Lurus
Menghitung jarak lurus pada cukup dengan menggunakan penggaris dan hubungkan ke-2 obyek yang diinginkan. Hasilnya cukup kita kalikan dengan penyebut skala.
Misal pada gambar di atas kita akan menghitung jarak lurus kota Medan – Padangsidempuan. Jarak kedua kota tersebut di peta propinsi Sumatera Utara dengan skala 1 : 2.650.000 misalnya sebesar 11 cm. Dari data pengukuran di atas maka dapat kita hitung jarak antara kota Medan dengan Padangsidempuan adalah :
= 2.650.000 cm  X 11 cm
= 29.150.000 cm ======> kemudian kita ubah ke dalam ukuran km
= 2.915.ooo dm
= 291.500 m
= 29.150 dkm
= 2.915 hm
= 291,5 km
Jadi jarak sebenarnya antara kota Medan – Padangsidempuan pada pet tersebut adalah 291,5 km
2. Jarak tak beraturan
Pada kenyataannya jika kita akan berpindah dari satu tempat ke tempat lain tidak mengikuti jarak lurus tetapi akan mengikuti jarak yang tak beraturan. Dari Medan ke Padangsedempuan kita akan menggunakan jalan yang berarti itu merupakan jarak yang tidak beraturan. Ada banyak obyek permukaan bumi yang digambarkan dengan simbol garis tidak beraturan misalnya  jalan, sungai, dan batas. Untuk menghitung jarak tidak beraturan ini maka dapat kita gunakan benang yang lentur untuk mengikuti lekukan garisnya, dari hasilnya kemudian dapat kita ukur dengan penggaris dan kita hitung jaraknya.



Menggunakan selisih derajat garis  lintang dan bujur untuk menghitung jarak dan mencari skala peta.
Oleh : Andi Hidayat
——
Jarak lurus yang kita baca pada peta dapat kita amati secara langsung pada jarak antar 2 kota obyek, misalnya antara 2 kota. Selain itu kita menghitung jarak lurus pada peta dengan memanfaatkan garis lintang dan bujur. Selisihderajat dua garis lintang atau dua garis bujur dapat memberikan informasi jarak yang ingin kita ketahui.
Bumimemiliki diameter 12.756 km, dan keliling +- 40.000 km.  Lingkar bumi sebesar  3600 garis bujur berarti setiap 10 adalah +- 111 km. Artinya setiap 10 garis bujur/lintang pada peta mewakili jarak sebesar 111 km sebenarnya di permukaan bumi
Sebagian besar peta yang terdapat pada buku/atlas merupakan peta wilayah yang luas sehingga informasi koordinat lintang dan bujur cukup menggunakan satuan derajat. Permasalahannya adalah bagaimana menghitung jarak untuk peta wilayah-wilayah yang sempit seperti peta kecamatan, kabupaten yang menggunakan koordinat dengan satuan derajat (0) + menit (‘). Untuk peta yang memuat informasi garis lintang/bujur dalam derajat dan menit ada panduan sederhana sebagai berikut :
10 = 111 km
10 = 60 ‘ (menit)
1′ = (1/60) x 111 km = 1.85 km
Untuk mengukur jarak dengan menggunakan garis lintang dan bujur adalah :
=Selisih derajat X 111 km
Selain untuk mengetahui jarak, selisih derajat garis lintang/bujur ini dapat juga kita gunakan untuk menentukan skala peta tersebut, apalagi seandainya peta tersebut informasi skalanya tidak ada (misalnya : karena sobek), yaitu dengan menggunakan rumus :
= (Selisih derajat 2 garis lintang/bujur X 111 km)/Jarak antara 2 garis lintang/bujur di peta
Contoh perhitungan jarak dan skala peta menggunakan selisih garis lintang dan bujur adalah sebagai berikut :
Misal pada peta DKI Jakarta di atas, saya menandai 2 garis lintang di wilayah DKI bagian utara yaitu 60  10′ LS dan 60  15′ LS dengan jarak di peta 6 cm, maka untuk memperkirakan:
1. Jarak sebenarnya
= selisih derajat X 111 km
= (selisih 60  10′ LS dan 60  15′) X 111 km
= 5′  X  111 km   ===> 5′ adalah (5/60)0
= (5/60) X 111 km
= 555/60
= 9,25 km
Jadi jarak pada selisih lintang tersebut adalah 9.25 cm
2. Skala peta
= (selisih derajat X 111 km) / jarak di peta
= ((selisih 60  10′ LS dan 60  15′) X 111 km) / 6 cm
= 9,25 km / 6 cm
= 925000 cm / 6 cm
= 154.166,67 cm
= 154.167 cm
Jadi skala peta tersebut + – sebesar 1 : 154.167


Menentukan lokasi dengan menggunakan metode arah dan arah = RESECTION
Oleh : Andi Hidayat
Pada saat mendaki gunung kita akan melewati jalur-jalur dengan topografi yang bervariasi, kadang kita akan melewati lembah, cekungan, tepi jurang, igir-igir, puncak dan lain-lain. Setelah mencapai suatu tempat tertentu kadang kita bingung dengan posisi kita,  karena posisi kita berdiri di lapangan belum kita ketahui di peta topografi yang kita bawa. Lalu bagaimana cara kita mengetahui posisi kita di peta?
Ada cara untuk mengetahui posisi kita di peta dengan memperhatikan posisi kita di lapangan, yaitu Resection. Resection adalah menentukan kedudukan tempat kita berdiri di lapangan yang tidak di ketahui di peta , dengan pertolongan dua titik yang telah dikenali baik di peta maupun di lapangan. Langkah-langkah melakukan kegiatan Resection adalah sebagai berikut :
  • Persiapkan peta yang kita bawa, kompas, busur/protactor, pensil dan penggaris atau tali.
  • Beri tanda 2 titik yang akan kita jadikan panduan
  • Bidik azimuth titik 1 di lapangan (titik panduan lapangan) dengan kompas, tandai titik 1 pada peta (titik panduan peta)
  • Bidik azimuth titik 2 di lapangan (titik panduanlapangan) dengan kompas, tandai titik 2 pada peta (titik panduan peta)
  • Buat garis back azimuth (ke arah kita berdiri) pada peta pada 2 titik panduan di peta, perpotongan garis dari 2 titik tersebut menunjukkan posisi kita.
Dalam gambaran nyata kurang lebih sebagai berikut :
Gambar 1.
Gambar 2.
Gambar 3.
Gambar 4.
Gambar 5.
Gambar 6.
——

Menghapus Virus

Menghapus Virus Shortcut

Beberapa waktu yg lalu, pc di ruang PSB SMAN 5 Semarang terkena virus shortcut. Sempat agak panik dan cemas, karena pc tsb kami gunakan untuk keperluan monitoring, maintenance dan melakukan penjadwalan kegiatan PSB di lingkungan sekolah kami.
Setelah melakukan googling ke sana ke mari, barulah kami dapat artikel ini. Berikut langkah2 yg kami lakukan:
1. Sebelumnya matikan dulu proses system restore.
2. Matikan proses dari file Wscript yang terletak di C:\Windows\System32, dengan cara menggunakan tools seperti CProcess, HijackThis atau dapat juga menggunakan Task Manager dari Windows.
3. Setelah dimatikan proses dari Wscript tersebut, kita harus men-delete atau me-rename dari file tersebut agar tidak digunakan untuk sementara oleh virus tersebut.
Sebagai catatan, kalau kita me-rename dari file Wscript.exe tersebut dengan otomatis, maka akan dikopikan lagi di folder tersebut. Oleh sebab itu, kita harus mencari di mana file Wscript.exe yang lainnya, biasanya ada di C:\Windows\$NtServicePackUninstall$, C:\Windows\ServicePackFiles\i386.
Tidak seperti virus-virus VBS lainnya, kita bisa mengganti Open With dari file VBS menjadi Notepad, virus ini berextensi MDB yang berarti adalah file Microsoft Access. Jadi Wscript akan menjalankan file DATABASE.MDB seolah-olah dia adalah file VBS.
4. Delete file induknya yang ada di C:\Documents and Settings\\My Documents\database.mdb, agar setiap kali komputer dijalankan tidak akan me-load file tersebut. Dan jangan lupa kita buka juga MSCONFIG, disable perintah yang menjalankannya.
5. Sekarang kita akan men-delete file-file Autorun.INF. Microsoft.INF dan Thumb.db. Caranya, klik tombol START, ketik CMD, pindah ke drive yang akan dibersihkan, misalnya drive C:\, maka yang harus kita lakukan adalah:
Ketik C:\del Microsoft.inf /s, perintah ini akan men-delete semua file microsoft.inf di seluruh folder di drive C:. Sementara kalau mau pindah drive tinggal diganti nama drivenya saja contoh: D:\del Microsoft.inf /s.
Untuk file autorun.inf, ketik C:\del autorun.inf /s /ah /f, perintah akan men-delete file autorun.inf (syntax /ah /f) digunakan karena file tersebut memakai attrib RSHA, begitu juga untuk file Thumb.db lakukan juga hal yang sama.
6. Untuk men-delete file-file selain 4 file terdahulu, kita harus mencarinya dengan cara search file dengan ekstensi .lnk ukurannya 1 kb. Pada 'More advanced options' pastikan option 'Search system folders' dan 'Search hidden files and folders' keduanya telah dicentang.
Harap berhati-hati, tidak semua file shortcut / file LNK yang berukuran 1 kb adalah virus, kita dapat membedakannya dari ikon, size dan tipenya. Untuk shortcut yang diciptakan virus ikonnya selalu menggunakan icon 'folder', berukuran 1 kb dan bertipe 'shortcut'. Sedangkan folder yang benar harusnya tidak memiliki 'size' dan tipenya adalah 'File Folder'.
7. Fix registry yang sudah diubah oleh virus. Untuk mempercepat proses perbaikan registry salin script dibawah ini pada program 'notepad' kemudian simpan dengan nama 'Repair.inf'. Jalankan file tersebut dengan cara:
- Klik kanan repair.inf
- Klik Install
[Version]
Signature="$Chicago$"
Provider=Vaksincom Oyee
[DefaultInstall]
AddReg=UnhookRegKey
DelReg=del
[UnhookRegKey]
HKLM, Software\CLASSES\batfile\shell\open\command,,,"""%1"" %*"
HKLM, Software\CLASSES\comfile\shell\open\command,,,"""%1"" %*"
HKLM, Software\CLASSES\exefile\shell\open\command,,,"""%1"" %*"
HKLM, Software\CLASSES\piffile\shell\open\command,,,"""%1"" %*"
HKLM, Software\CLASSES\regfile\shell\open\command,,,"regedit.exe "%1""
HKLM, Software\CLASSES\scrfile\shell\open\command,,,"""%1"" %*"
HKLM, SOFTWARE\Microsoft\Windows NT\CurrentVersion\Winlogon, Shell,0, "Explorer.exe"
HKLM, SYSTEM\ControlSet001\Control\SafeBoot, AlternateShell,0, "cmd.exe"
HKLM, SYSTEM\ControlSet002\Control\SafeBoot, AlternateShell,0, "cmd.exe"
[del]
HKLM,SOFTWARE\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Run, Winupdate
HKCU,SOFTWARE\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Run, explorer
~Bayu Andoro, Tim PSB SMAN 5 Semarang~